FAKTA Menarik Di Balik Sulitnya Permainan Monopoli

Pernahkah anda mendengar nama sebuah permainan yang bernama Monopoli ? Atau bahkan anda pernah memainkannya ? Permainan monopoli adalah salah satu permainan yang cukup familiar di kalangan anak-anak. Permainan tentang bisnis properti yang cukup menguras pikiran untuk memainkannya atau dalam arti permainan ini mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi.

Namun di balik kesulitan dalam memainkannya, apakah tidak ada yang bisa dipelajari dalam permainan monopoli tersebut ? Apakah monopoli hanya sekedar permainan biasa tanpa ada ilmu yang bisa dipelajari didalamnya ?

Ternyata permainan monopoli bukan hanya sekedar permainan biasa. Permainan monopoli memiliki banyak ilmu dan pelajaran yang terdapat di dalamnya. Ilmu dan pelajaran apa sajakah yang terdapat dalam permainan monopoli ? Yuk, kita kupas bersama.

Permainan monopoli memberikan pelajaran tentang memulai suatu bisnis. Pada awal memulai permainan, peserta permainan akan diberikan modal uang dalam jumlah tertentu yang bisa digunakan untuk membangun rumah atau membeli tanah yang diinginkan serta mengajarkan bagaimana mencari lokasi yang tepat untuk memulai usaha bisnisnya.

Monopoli mengajarkan pula tentang cara mengelola bisnis dan mengembangkannya. Sebagai contoh jika ingin mengembangkan bisnis maka peserta harus mengumpulkan modal terlebih dahulu dan jika modal sudah terkumpul maka dapat digunakan untuk membangun lebih banyak rumah ataupun hotel untuk mengembangkan bisnisnya.

Di dalam permainan monopoli juga menggambarkan tentang ilmu jual beli dan sewa menyewa. Apabila seorang peserta ingin membeli properti peserta yang lain, maka ia wajib membayar sejumlah harga jualnya. Begitupun jika peserta ingin menyewa properti peserta lain, ia juga wajib membayar harga sewa yang telah ditentukan. 

Permainan monopoli juga mengajarkan bagaimana mengatur keuangan. Mengapa ? Karena bisa jadi pada awal permainan seorang peserta sangat ingin  untuk memiliki semua tanah dan bangunan yang diinginkan demi mendapat keuntungan sebesar-besarnya sehingga dibutuhkan banyak uang untuk memilikinya.

Jika modal yang dimiliki belum cukup maka maka ia akan  berhutang pada bank atau kepada peserta lain yang kemudian wajib ia bayar entah dengan mengumpulkan modal kembali atau dengan menjual aset yang pernah dimiliki sebelumnya. Disinilah pelajaran tentang mengatur keuangan yang ditunjukkan oleh permainan monopoli, bagaimana disatu sisi ia harus mengembangkan bisnis supaya tidak merugi serta disisi lain ia wajib untuk membayar hutang.

Yang tak kalah menarik dari permainan monopoli adalah pelajaran tentang kedisiplinan dalam membayar pajak dimana dalam permainan monopoli terdapat kartu yang mewajibkan peserta untuk membayar pajak yang telah ditentukan. Monopoli juga mengajarkan tentang kedisiplinan dalam menaati suatu peraturan yang telah ditetapkan karena didalamnya terdapat penjara yang diperuntukkan bagi peserta yang tidak menaati peraturan.

Ternyata banyak fakta dan ilmu yang sangat menarik dibalik sulitnya permainan monopoli. Anda tertarik untuk memainkannya ?


TUJUAN AKHIR

Suatu sore saya tertarik dengan acara di salah satu stasiun televisi swasta. Dalam acara tersebut digambarkan tentang sebuah perlombaan melewati beberapa rintangan dimana tujuan akhirnya adalah menekan tombol sebelum waktu yang ditentukan.

Saat itu saya tertarik dengan seorang pria yang mengikuti perlombaan tersebut. Saya saksikan betapa ia berjuang keras untuk melewati semua rintangan. Namun tanpa diduga pada saat tujuan akhirnya hampir saja tercapai ia mengalami kegagalan dikarenakan bel telah berbunyi sebagai pertanda bahwa waktu yang ditentukan untuk menyelesaikan semua rintangan telah berakhir dan ia hampir saja meraih kemenangan.

Dari sepenggal cerita diatas, hikmah apa yang bisa diambil?

Hikmah dari cerita tersebut diatas bahwa setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti mempunyai tujuan apa yang ingin dicapainya dalam hidup ini. Seperti menjadi manusia yang lebih baik,ingin berhasil dalam hidup ini,ingin menjadi manusia yang bermanfaat dan lain-lain.

Namun tidak semua orang bisa mencapai tujuannya sesuai dengan apa yang diharapkannya bisa dikarenakan tidak fokus,terlalu terburu-buru,tidak berhati-hati, malas, tidak ingin menambah ilmu serta banyak faktor yang lain. Disamping juga adanya peran dari faktor keberuntungan. Dan peran dari ketentuan Sang Maha Kuasa.

Begitupun dalam berbisnis. Setiap orang yang berbisnis pasti mempunyai tujuan bisa mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya, ingin setiap orang menggunakan produk yang kita perkenalkan, ingin mendapat income yang meningkat dan lain-lain.

Namun untuk mencapai tujuan tersebut pasti akan berhadapan dengan beberapa rintangan. Contoh yang bisa diambil ketika kita memperkenalkan produk yang kita miliki kepada orang lain. Dalam proses tersebut pasti kita sering mendengar kata-kata seperti “terimakasih infonya” atau ” besok saya hubungi lagi ya” atau “saya pikir-pikir dulu deh.”

Ada pula yang menanyakan produk yang tidak kita miliki dan berusaha mencari produk lain yang tidak terdapat pada produk yang kita kenalkan. Tentu saja dengan tujuan sama yaitu penolakan terhadap produk kita. Dengan kata lain kita ” GAGAL CLOSING”

Namun ternyata dari ilmu yang saya dapatkan ketika bergabung dengan KOMUNITAS PEBISNIS TRENI apa yang dinamakan dengan closing hal tersebut merupakan suatu efek dan bukan merupakan tujuan akhir dari bisnis. Sebab tujuan akhir yang sebenarnya adalah membangun interaksi.

Sehingga ketika kita mengalami gagal closing, kita tetap bersikap positif. Bahwa dengan gagal closing sekalipun, kita pasti akan berusaha belajar kembali teknik mencapai closing dan kita telah berhasil membangun interaksi dengan orang lain dan mempererat tali silaturahmi. Yang tentu saja hal tersebut akan memperluas wilayah rejeki kita. Bukan tidak mungkin suatu saat Sang Maha Pemberi Rejeki akan memberikan rejeki dari arah yang tidak kita duga sebelumnya. Dari gigihnya niat kita meluaskan jaringan silaturahmi.

Closing ataupun gagal closing yang terjadi pada bisnis kita semuanya wilayah kekuasaan dari Sang Maha Kuasa. Tugas dan tujuan akhir bisnis kita hanyalah memperluas wilayah potensi rejeki kita.

Setuju teman-teman?

MANAJEMEN MARAH

Suatu hari si teman baik berkeluh kesah. Ia bercerita jikalau semalam ia bertengkar dengan calon pasangan hidup nya. Penyebabnya sederhana. Hanya karena si calon pasangan hidup terlambat datang ke rumah si teman. Dan hal sederhana itulah yang membuat si teman marah.

Marah. Setiap orang pasti pernah marah. Marah adalah suatu hal yang manusiawi. Tetapi haruskah kita marah yang berlebihan untuk suatu hal yang sebenarnya bisa diselesaikan tanpa amarah?

Sebelum melampiaskan kemarahan, coba kita jawab dahulu pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

Apakah ia sengaja membuat saya marah?
Dari contoh kemarahan si teman diatas, jika keterlambatan pasangan datang ke rumah si teman disebabkan karena faktor kemacetan di jalan atau orang tua sedang membutuhkan bantuannya maka sudah tentu ia tidak sengaja membuat si teman marah. Sehingga jika si teman meluapkan amarahnya karena sesuatu yang tidak disengaja oleh si calon pasangan hidupnya sudah tentu kemarahan nya menjadi tidak beralasan.

Ini sudah keberapa kalinya?
Sebelum meluapkan kemarahan coba diingat kembali apakah seseorang baru pertama kali membuat kita marah ataukah itu sudah berulang kali ia lakukan? Jika baru pertama kali nya membuat kita marah bisa jadi hal itu hanya karena khilaf semata. Dan yang pasti kemarahan kita tidak pada tempatnya. Namun jika ia sudah melakukan kesalahan berulang kali wajar jika kita menjadi marah. Akan tetapi kita tetap harus bisa mengendalikan kemarahan kita.

Apakah saya juga pernah melakukan hal yang sama?
Pertanyaan seperti ini perlu kita pertanyakan dalam hati kita. Sebagai pembelajaran bagi diri kita untuk selalu berpikir dan bertindak obyektif dalam hidup ini. Jangan sampai menimbulkan kesan yang tidak baik di hati orang lain kalau kita adalah orang yang egois. Yang hanya mementingkan perasaan kita saja. Tanpa pernah memikirkan perasaan orang lain.

Apakah saya hanya trauma?
Mungkin dalam hidup ini kita pernah mengalami kejadian yang sangat menyakitkan yang membuat kita menjadi trauma. Sehingga rasa marah seringkali timbul tanpa terkendali.  Namun  kita perlu merenungkan kembali apakah hal  yang menyakitkan itu dilakukan oleh orang yang sama dengan maksud yang sama. Jangan sampai kesalahan dilakukan oleh orang yang berbeda yang belum pernah membuat kita marah namun kita sudah marah secara berlebihan terhadap orang tersebut.

Inikah waktu yang tepat untuk marah?
Meluapkan kemarahan tanpa melihat waktu dan tempat selain merupakan suatu hal yang sia-sia juga bisa menimbulkan akibat lain yang bukan tidak mungkin justru menjerumuskan kita kepada kejadian yang tidak diinginkan. Seperti contoh melampiaskan amarah disaat kita masih mengemudikan kendaraan. Bukankah melampiaskan kemarahan pada saat masih mengemudikan kendaraan beresiko mencelakakan diri sendiri dan menimbulkan kesedihan bagi banyak orang.

Jika kita merasa akan marah apa yang sebaiknya kita lakukan?
Tarik napas dalam dan tenangkan pikiran. Ulangi terus menerus sampai kita sudah menguasai diri kita dari rasa marah.

Diam. Tak perlu berkata hal-hal yang justru memancing emosi kita.

Jika masih belum bisa mengendalikan amarah, carilah tempat yang lebih tenang. Situasi yang tenang bisa menstabilkan emosi kita.

Segera alihkan pikiran dan lakukan hal-hal yang menyenangkan.

Berdoa. Ketika rasa marah melanda, berdoalah memohon ketenangan dan dihindarkan dari amarah yang berlebihan. Berdoa akan menenangkan pikiran kita dan seringkali jalan keluar dari setiap masalah akan terpikirkan setelah berdoa.

Jadi mulai saat ini belajar kendalikan amarah ya..

Tak Ingin Menjadi Ibu

Beberapa hari yang lalu aku dipertemukan kembali dengan seorang teman. Teman semasa duduk di bangku sekolah. Seorang teman yang sudah tidak pernah bertemu kembali sejak tiga puluh tahun yang silam. Kami dipertemukan kembali berkat kecanggihan teknologi saat ini. Yang bisa menghubungkan dan mempertemukan kembali dengan teman, sahabat ataupun kerabat yang sempat terputus ikatan tali silaturahim.
Pertemuan diawali dengan saling menyapa dan saling menanyakan kabar. Bertanya tentang tempat tinggal, pekerjaan, serta kesibukan diluar pekerjaan. Dan sejurus kemudian obrolan kami mengarah pada pembicaraan seputar keluarga.
Si teman bertanya “Suami kamu bekerja dimana?”. Aku jawab “Suamiku kerja di intansi pemerintahan dikota ini”. Kemudian ia bertanya “Anak kamu berapa?”. Aku jawab lagi pertanyaannya “Baru satu..itu yang fotonya ada di profil media sosialku”. Ia berkata “Anak kamu cantik..”.Aku bersyukur dalam hati. Setelah itu aku balik bertanya kepada si teman “Anak kamu sendiri berapa? Pasti banyak ya..? hehehehe…”. Aku bertanya sambil sedikit tertawa karena teringat setiap teman sekolahku dulu  yang aku temui lagi sekarang ini ternyata mereka punya banyak anak.
Si teman berkata sambil tertawa “Aku mengimbangi teman-teman saja..”. Hmmm , aku mulai tidak paham dengan maksud perkataannya. Tak lama kemudian sebelum aku melontarkan pertanyaan yang menggambarkan ketidakpahamanku ia berkata “No child..” Sejenak aku terdiam. Aku mulai merasa bersalah dengan pertanyaanku. Dalam hati aku menyesal mengapa aku tidak berhati-hati dalam berkata-kata. Aku sangat takut jika perkataanku membuatnya sedih. Karena mungkin sudah berpuluh-puluh tahun lamanya ia telah menikah namun belum diberi kepercayaan untuk menerima amanah seorang anak.
Segera aku berusaha memperbaiki keadaaan. Kukeluarkan kata-kata untuk menghibur hatinya. Kuberi sekedar kata-kata pembangkit semangat. Aku yakinkan kepadanya kalau pada waktunya nanti ia pasti akan diberi kepercayaan untuk merawat seorang anak.
Namun aku cukup terkejut dengan ucapannya. Ia berkata “Kalau aku memang tidak ingin punya anak..Kalau nanti aku diberi keturunan aku dan suami malah bingung..” Tak bisa kupercaya dengan apa yang baru saja aku dengarkan. Ternyata aku telah salah menduganya.
Pada awalnya aku berpikir kalau sampai dengan saat ini ia belum mempunyai keturunan hal itu dikarenakan faktor medis ataupun non medis yang bisa menyebabkan belum adanya anugerah seorang keturunan itu. Tetapi ternyata ia dan suaminya telah berniat dari awal untuk tidak ingin memiliki seorang keturunan. Dengan satu alasan yang kukira tidak masuk akal. Hanya karena tidak ingin kebingungan dalam mengurus seorang anak. Tidak ingin disibukkan dalam mengurus anak yang sudah pasti membutuhkan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran yang luar biasa dari ayah ibunya.
Selama ini aku beranggapan bahwa setiap wanita pasti mendambakan seorang keturunan, ingin merasakan kebahagiaan menikmati perannya sebagai seorang ibu. Karena selama ini aku selalu bertemu dengan beberapa wanita yang belum mempunyai keturunan dan sangat mendambakannya. Tak disangka pada hari ini justru aku telah bertemu dengan seorang wanita yang sangat tidak menginginkan seorang anak. Tentunya dengan alasan pembenarannya sendiri.
Setiap manusia mempunyai pilihan hidupnya masing-masing. Termasuk masalah keturunan. Bagiku menjadi seorang ibu adalah nikmat yang paling indah dalam hidup ini. Dan tidak semua wanita terpilih untuk mendapat kesempatan itu. Entah karena Sang Maha Kuasa belum mengijinkannya atau hal itu dikarenakan pilihan hidupnya sendiri. Temanku, apapun pilihan hatimu dan keputusan yang kau buat  untuk tidak menginginkan kehadiran seorang anak, mudah-mudahan keputusan itu telah kaupikirkan dengan kemantapan hati dan tidak menjadi sesuatu yang kau sesali di kemudian hari.
Sekali lagi aku pandangi putri mungil yang tertidur disampingku. Dalam hati aku berkata “Putriku, Ibu bersyukur Yang Maha Kuasa telah menitipkanmu padaku…Semoga Ibu bisa menjagamu dan menjadi ibu yang terbaik untukmu..” Semoga………


Haruskah Sabar Berbatas ?

Apa yang dimaksud dengan sabar itu? Bagaimana rasanya? Sabar itu adalah ketika tubuh dapat menahan rasa sakit dari penyakit yang sedang diderita. Sabar itu adalah ketika jiwa dapat menerima segala sesuatu yang telah digariskan. Sabar itu adalah ketika hati tidak memberontak terhadap sesuatu yang sudah diidamkan sejak lama namun ternyata yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan. Sabar itu adalah ketika niat baik yang diutarakan ternyata hal itu adalah sesuatu yang sama sekali tidak diinginkan.
Tentunya masih banyak penggambaran yang indah tentang sabar itu. Dan setiap orangpun pasti pernah berhadapan dengan kejadian yang akhirnya membuatnya berjuang keras untuk mengenali rasa sabar itu.
Namun tidak semua orang berhasil melakukannya. Ada yang berkata jikalau dirinya telah bersabar namun bibirnya masih menyiratkan suatu kekecewaan. Adapula yang bersusah payah menggenggam kesabaran  dengan cara menumpahkan air mata. Sungguh ternyata berkenalan dengan rasa sabar itu tidak semudah yang dibayangkan.
Tetapi ada pula beberapa manusia yang telah diberi petunjuk olehNya untuk menjadi jalan kesabaran bagi manusia yang lain. Sering dijumpai orang-orang yang mempertahankan kehidupan serba kekurangannya dengan masih menampakkan senyum dibibirnya. Masih ada beberapa manusia yang diuji dengan penyakit namun ternyata memiliki keteguhan hati untuk menerima penyakitnya.
Di suatu berita tergambar sesosok anak manusia yang mengorbankan masa kanak-kanaknya demi menjaga dan menyayangi keluarganya yang diuji dengan penyakit. Pernah terlintas pula didepan mata seorang ibu yang menggendong anaknya yang lumpuh meskipun anak itu sudah bukan tergolong anak-anak lagi. Sungguh gambaran yang indah tentang kesabaran. Jika membayangkan hal itu pasti terlintas suatu tanya bagaimana mereka menjalani hari-hari dengan ujian sebesar itu? Bagaimana bisa mereka bertahan dengan kesabarannya?
Banyak orang berkata kalau kesabaran ada batasnya. Dan ketika kita telah sampai pada batasnya timbul berbagai perilaku yang akhirnya kita tidak bisa mempertahankan kesabaran kita. Timbullah amarah,kekecewaan dan semua perilaku kurang baik. Dan dengan mudahnya berdalih kalau kita telah sampai pada batas kesabaran.
Padahal seharusnya kesabaran itu harus selalu tersedia di hati kita. Sehingga ketika ujian hidup datang kita dengan mudah menghadapinya. Dan pernahkah kita berpikir jikalau belajar untuk bersabar itu sebenarnya sangat mudah. Kuncinya hanya satu. Serahkan semuanya kepada Sang pemberi ujian. Karena pada saat memberi ujian hidup, Dia juga telah menyiapkan jalan keluarnya. Di balik kesulitan ada kemudahan.
Kita harus meyakini jika Yang Maha Kuasa adalah satu-satunya tempat bersandar ketika kita lelah menghadapi ujianNya. Dan hanya Dia sebaik-baiknya tempat berlindung.


MENGUBAH I Hate My Life Menjadi I Love My Life, Bagaimana Caranya ?

Suatu ketika terlihat status seorang teman di media sosialnya dengan tulisan yang cukup mengundang perhatian. “I HATE MY LIFE” begitulah bunyi status media sosialnya  yang sekilas menyiratkan bahwa ia tengah berada dalam kondisi yang tidak bahagia hingga harus berkata jika ia membenci hidupnya.
Seringkali seseorang merasa tidak bahagia dengan hidupnya. Entah karena kehilangan harta, diuji dengan sakit, ditinggalkan orang terkasih, gagal dalam mencapai cita-cita  dan masih banyak sebab lainnya. Kesedihan itu terkadang dibiarkan berlarut-larut bersemayam dalam hati sehingga menutup semua kebahagiaan yang masih bisa diraih.
Mengapa seseorang tiba-tiba bisa merasakan kesedihan yang teramat dalam ? Bagaimana caranya agar kesedihan itu tidak menjadi sesuatu yang bisa merenggut kebahagiaan ? Adakah cara yang bisa dilakukan untuk mengubah I Hate My Life menjadi I Love My Life ?
Penyebab seseorang merasa bersedih sehingga akhirnya menjadi tidak bahagia sebenarnya hanya karena ia tidak mensyukuri segala nikmat yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Pada saat kehilangan harta, ia tidak bersyukur bahwa di luar sana masih banyak orang yang kekurangan. Di saat sedang sakit, ia tidak melihat betapa di luar sana ada manusia lain yang mempunyai tubuh yang tidak sempurna.
Ketika ditinggalkan orang terkasih, ia tidak menyadari di sekitarnya banyak anak yang telah ditinggalkan oleh orang tuanya sejak kecil. Sewaktu gagal meraih cita-cita, ia tidak menyadari jika banyak sesamanya yang bahkan untuk bersekolahpun sangat kesulitan. Semuanya karena ketidaksyukuran dalam menerima yang terjadi dalam hidup ini.
Untuk menikmati hidup dengan lebih bahagia hingga bisa membuang jauh-jauh pemikiran I Hate My Life dan mengubahnya menjadi I Love My Life, yuk lakukan cara-cara sederhana berikut ini :
Selalu tersenyum. Belajar selalu tersenyum akan mendatangkan efek bahagia dalam hati. Tersenyum membuat hidup menjadi indah dan ringan untuk dijalani.
Menjalin silaturahmi dengan menjenguk tetangga, saudara, teman dan kerabat yang sedang sakit. Hal ini akan membuat hati menjadi sadar bahwa tubuh ini masih diberi kenikmatan kesehatan. Bukankah kesehatan itu mahal harganya ?
Melakukan kunjungan ke panti asuhan untuk melihat bahwa di sekitar kita masih banyak orang-orang yang sudah tidak beruntung semenjak kecil karena ditinggalkan oleh orangtuanya disaat kita sampai dengan detik ini masih diberi kenikmatan memiliki orangtua.
Belajar berpikir positif terhadap apapun dan siapapun. Berpikir positif akan membuat pikiran menjadi jernih dan segala sesuatu yang diinginkan bisa didapat dengan mudah. Berpikir positif tidak akan membuat kita terus menerus larut dalam kesedihan namun justru memacu semangat untuk melakukan yang lebih baik lagi.
Ikhlas dalam hal apapun dimana ketika sudah berbuat baik ikhlas untuk melupakannya dan jika telah melakukan perbuatan yang buruk ikhlas pula menerima nasehat dan berani untuk meminta maaf.
Mengingat kematianpun juga menjadi cara untuk selalu bersyukur dengan apa yang terjadi. Mengingat kematian membuat kita sadar bahwa kita masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri sebelum kita benar-benar kembali kepada Sang Pencipta.
Berdoa dan selalu mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Berdoa akan membuat hati tenang. Berdoa adalah jalan untuk mengembalikan segala kesedihan dan tidak jarang setiap solusi yang dibutuhkan untuk mengatasi persoalan muncul karena petunjuk dari seuntai doa.
Ungkapan I Hate My Life adalah salah satu bentuk ketidaksyukuran kita terhadap nikmat yang diberikan Sang Pencipta. Yuk, kita ubah menjadi I Love My Life. Hidup ini terlalu indah untuk sekedar dilewati oleh kesedihan, bukan ?

Mas Asyik, Sosok Pria Idaman Wanita
Dari sekian banyak teman yang aku miliki, aku terkesan dengan sosok seorang teman yang bernama Asyik. Ya, namanya Asyik. Mas Asyik begitulah ia biasa dipanggil. Percaya atau tidak ? Mas Asyik adalah orang yang sangat asyik sesuai dengan nama yang disandangnya.
Di kantor tempatku bekerja, Mas Asyik ditugaskan sebagai pegawai yang mengurus semua pencatatan keuangan. Layaknya seorang perempuan dan ibu rumah tangga, Mas Asyik lihai sekali dalam mengurus keuangan. Catatan keuangan kantor ia kerjakan setiap bulan dengan sangat rapi. Bahkan karena  kepandaiannya mengatur keuangan, tak jarang ia mempunyai cadangan dana yang ia sebut kas kecil.  Melalui kas kecil itu ia seringkali memanjakan semua penghuni kantor dengan membeli makanan ringan untuk dinikmati bersama.
Mas Asyik adalah seorang teman yang menyenangkan. Berwajah imut, bertubuh sedikit gemuk, ramah dan suka bercanda. Ia juga suka menolong dan sangat memperhatikan orang lain di sekitarnya. Kaum hawa di kantor kami sangat mengidolakannya. Betapa tidak ? Mas Asyik selalu memperhatikan wanita-wanita di sekelilingnya. Wanita hamil dan menyusuipun tak luput dari perhatiannya. Meskipun sekedar membantu membawakan barang bawaan atau mengingatkan untuk minum susu dan vitamin.
Maraknya media sosial juga tak membuat seorang Mas Asyik ketinggalan dalam mengikuti perkembangannya. Ia termasuk seorang yang aktif  di media sosial. Sering sekali memasang foto diri dengan pose narsisnya. Sungguh menakjubkan, setiap kali ia memperbaharui foto di media sosialnya, banyak teman menyukainya. Secara sukarela memberikan jempol manisnya. Pertanda ia memang benar-benar disukai.

Mas Asyik pernah berkisah jika pada masa lalu ia sering menjadi incaran teman perempuan di sekolahnya. Demi mengejar cintanya dan ingin menjadi kekasihnya. Maklumlah pada masa itu menurut penuturannya ia berwajah bak seorang artis terkenal, dengan tubuh ramping dan kulit mulus. Penuturan yang membuat kami semua tertawa mambayangkan betapa tampannya ia saat itu hingga menjadi incaran para wanita.
Hal  lain yang membuat Mas Asyik makin asyik bagi kami adalah kepandaiannya dalam memasak. Seringkali ia membawa masakan buatannya sendiri untuk kami rasakan bersama. Dan ternyata rasanya memang sungguh enak. Tak kalah dengan masakan chef terkenal. Terkadang itulah yang membuat kami para perempuan sering bertukar resep, cara memasak dan berguru ilmu kuliner dengannya.
Hal yang paling membuat aku dan semua teman di kantor ini mengaguminya adalah kemampuannya dalam menjalankan peran seorang ayah bagi keempat buah hatinya. Dalam status media sosialnya ia sering bertutur menghabiskan waktu libur dengan keluarga kecilnya. Juga dari cerita-cerita yang ia kisahkan dimana ketika hari libur menjelang, ia lebih banyak menggantikan tugas istrinya dalam mengurus rumah dan menemani anak-anak.
Mas Asyik selalu berkata bahwa ia sangat memahami betapa beratnya perjuangan seorang istri dalam mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anak. Jika suami mempunyai sedikit waktu luang, maka sedapat mungkin buatlah  istri merasa bahagia dengan menjalankan peran sebagai orangtua dalam mendidik anak bersama-sama. Begitulah nasehatnya.
Dari kejauhan sekali lagi aku memandangnya. Seorang teman yang bernama Asyik, mempunyai kepribadian yang asyik. Asyik bagi siapapun yang mengenalnya. Semoga Mas Asyik akan tetap asyik dimanapun ia berada.